PONDOK PESANTREN

0 comments

SEPUTAR PONDOK PESANTREN
Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah salah satu model pendidikan yang sudah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan pesantren merupakan cikal bakal dari sistem pendidikan Islam yang ada di tanah air ini.
Pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu “pondok” dan “pesantren” yang mana pondok itu sendiri berasal dari kata ‘funduq” yang artinya tempat tidur, asrama, atau hotel. Sedangkan kata “pesantren” berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan “pe” dan berakhiran “an” menjadi “pesantrian” artinya tempat tinggal santri.
Dalam ilmu pendidikan Islam, pondok pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Keberhasilan pesantren dalam melaksanakan tugas pendidikan tidak diragukan lagi. Telah banyak bukti nyata akan partisipasi pesantren dalam memajukan bangsa. Dengan alumni pesantren yang banyak tampil di tengah-tengah masyarakat sebagai pembawa obor dan penggerak laju pembangunan, masyarakat semakin yakin akan pentingnya pesantren.
Pondok Pesantren memiliki lima unsur (elemen) pokok, yaitu:
1.      Kiai
2.      Santri
3.      Pondok (asrama)
4.      Masjid
5.      Kitab salaf
Selain lima elemen dasar tersebut pondok pesantren memiliki “Panca Jiwa” yang menjadi cirri khas dan tata nilai yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

1.      Jiwa Keikhlasan
2.      Jiwa Kesederhanaan tapi agung
3.      Jiwa Persaudaraan
4.      Jiwa Kemandirian
5.      Jiwa Kebebasan dan Kemerdekaan

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren
Pondok Pesantren sudah dikenal sejak abad ke 15 Masehi. Tokoh yang dianggap sebagai perintis berdirinya Pondok Pesantren adalah Maulana Malik Ibrahim. Dalam melaksanakan dakwah Islam beliau menggunakan masjid dan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran. Model dakwah Islam tersebut dilanjutkan oleh para Wali Songo sehingga pondok pesantren menjadi lembaga Islam tertua di Indonesia.
Pada tahun 1619 Raden Rahmatullah (Sunan Ampel) mendirikan masjid dan pondok pesantren di Kambangkuning, kemudian dipindahkan ke Ampel Surabaya. Pondok pesantren ini sangat terkenal dan mempunyai pengaruh yang sangat luas di seluruh Jawa Timur. Banyak santri yang datang dari berbagai daerah untuk belajar di pondok pesantren ini. Pasa santri Ampel yang telah menyelesaikan belajaranya kembali ke daerahnya masing-masing dan mendirikan pondok pesantren baru, seperti : Sunan Giri di Bresik, Sunan Bonang di Tuban, Sunan Drajat di Lamongan dan Raden Fatah di Demak Jawa Tengah.
Dalam perkembangan berikutnya pondok pesantren didirikan oleh para kiai yang bercita-cita mengajarkan dan menyebarkan agama islam. Pada mulanya mereka mendirikan masjid/langgar sebagai tempat sholat berjama’ah dan pengajian tentang keimanan, ibadah dan akhlaq. Kedalaman ilmu agama,  kepribadian dan prilaku yang dilandasi keikhlasan dan akhlaqul karimah dapat menarik para penduduk untuk mengikuti pengajian, tetapi banyak juga orang dari desa lain mengikutinya.
Untuk menampung para santri dari desa lain yang ingin belajar agama islam secara mendalam, maka muncullah gagasan untuk mendirikan asrama bagi mereka. Gagasan itu disampaikannya kepada para jama’ah dan merekapun memberikan dukungan dengan ikut berperan serta membangun pondok pesantren.
Demikianlah pondok pesantren tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak awal pertumbuhan dan oerkembangan agama islam. Tujuannya selain mengajarkan agama islam, juga mencetak kader-kader ulama’ dan muballigh. Karena itu wajar jika dikatakan bahwa pondok pesantren merupakan benteng pertahanan bagi berkelangsungan dakwah Islam di Indonesia.

Pola Kepemimpinan Pondok Pesantren
Keberadaan seorang kiai dalam sebuah pondok pesantren adalah laksana jantung bagi kehidupan manusia. Begitu penting peranan dan kedudukan kiai karena dialah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh dan pemimpinnya. Itulah sebabnya kepribadian seorang kian sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan pondok pesantren yang dipimpinnya.
Di kalangan pondok pesantren, kiai dipandang sebagai pewaris Nabi sekaligus tokoh yang memiliki pengetahuan mendalam tentang ajaran Islam. Dia adalah tokoh kharismatik yang memiliki kewibawaan, baik di hadapan para santri, para ustadz yang menjadi pelaksana kebijakannya, maupun di masyarakat sekitarnya.
Pada umumnya mereka sangat patuh kepada kiai bukan karena terpaksa, tetapi di dasari pengamalan ajaran Islam yang menyuruh hormat kepada guru atau orang yang lebih tua. Dengan demikian, kiai merupakan tokoh panutan yang seluruh kata dan keputusannya dipegang teguh, ditaati dan dijadikan teladan.
Disamping itu, kepemimpinan di pondok pesantren pada umumnya masih bercorak alami. Pembinaan calon pengganti pimpinan yang ada belum memiliki bentuk yang teratur. Biasanya pergantian pimpinan yang berlangsung secara mendadak ini sering kali berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren. Karena itu perlu penerapan pola kepemimpinan yang lebih direncanakan dan dipersiapkan sebelumnya. Pola kepemimpinan kharismatik tidak harus ditinggalkan, tetapi perlu diperkuat dengan beberapa hal baru, seperti rancana pengembangan pondok pesantren yang jelas dan kemampuan tekhnik kepemimpinan untuk menghadapi perubahan yang jelas dan kemampuan tekhnik kepemimpinan untuk menghadapi perubahan dan tantangan zaman.
Faham Keagamaan Yang Diajarkan Di Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pusat dakwah Islam yang sudah ada sejak Wali Songo. Tradisi pada waktu itu adalah materi pelajaran yang diberikan kepada santri tebatas pada ilmu-ilmu agama. Tampaknya tradisi tersebut sampai sekarang masih diwarisi dan dilestarikan oleh kalangan pesantren tertentu, terutama “pesantren salafi”.
Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai kitab yang diajarkan dipondok pesantren. Akan tetapi mengenai kitab yang menjadi sumber belajar utama terdapat keseragaman antara satu dengan yang lainnya. Kitab-kitabnya yang dipakai pada umumnya biasanya disusun oleh para ulama’ Ahlussunnah Waljama’ah. Dalam bidang Aqidah biasanya kitab yang disusun oleh ulama’ Asyariyah, dalam bidang Fiqih dipergunakan kitab-kitab dari ulama’ madzhab Syafi’I dan didalam bidang akhlaq/tasawuf menggunakan kitab yang disusun oleh Imam Al Ghozali.
Dengan mempelajari kitab-kitab inilah umat Islam Indonesia dapat mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Karena itu, pondok pesantren merupakan pelopor dam mempraktikkan, mengembangkan dan mempertahankan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia. Jika tidak ada pondok pesantren maka sangatlah sulit ditemukan lembaga pendidikan yang dapat menjaga dan meneruskan tradisi ilmu ke-Islaman menurut faham Ahlussunnah wal Jama’ah yang mampu bertahan sampai sekarang.

-------------------------
Sumber :
Thoha, Drs. H.M. As’ad, M.Ag dkk. Pendidikan Aswaja Dan Ke-NU-An untuk MTs/SMP Kelas 7, Kurikulum 2006, PWLP Ma’arif NU Jawa Timur, Surabaya.


Post a Comment